UNY.ac.id - Apa yang membedakan bangsa-bangsa di Asia Afrika beramai-ramai datang ke
Bandung untuk mengikuti Konferensi Asia Afrika 60 tahun silam saat
bangsa Indonesia sendiri masih miskin dan belum maju? Yang membedakan
mereka dan kita adalah karena munculnya orang-orang terdidik di
Indonesia. Mereka menggagas bahwa negeri kita adalah negeri yang
berbhineka tunggal ika, tapi menggunakan bahasa yang sama sebagai alat
komunikasi untuk pemersatu bangsa.
Demikian Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Rasyid Baswedan, Ph.D. saat bertindak sebagai keynote speech
dalam Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh Ikatan Keluarga Alumni
Universitas Negeri Yogyakarta (IKA UNY), Sabtu (25/4/2015) di Aula
KPLT Fakultas Teknik UNY.
Lebih lanjut, Anies menjelaskan kerangka
strategis Mendikbud 2015—2019 adalah terbentuknya insan serta ekosistem
pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter dengan dilandasi semangat
gotong royong. Hal ini meliputi 3 strategi; salah satunya Strategi Mutu
dan Akses yang berfokus pada penguatan pelaku pendidikan dan kebudayaan,
dalam hal ini menguatkan siswa, guru, kepala sekolah, orang tua, dan
pemimpin institisusi pendidikan dalam ekosistem pendidikan. Juga
pemberdayaan pelaku budaya dalam pelestarian dan pengembangan
kebudayaan, fokus kebijakan diarahkan pada penguatan perilaku yang
mandiri dan berkepribadian.
“Kita ini harus memperkuat peran para siswa maupun peserta didik.
Kapankah terakhir kita panggil anak-anak kita dan bertanya apa yang
mereka inginkan dari sekolah ini?” papar Anies.
Adapaun strategi yang kedua adalah Strategi Peningkatan Mutu dan
Akses berfokus pada Peningkatan Mutu dan Akses, dalam hal ini
meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan lingkup Standar Nasional
Pendidikan untuk mengoptimalkan capaian wajib belajar 12 tahun
meningkatkan ketersediaan serta keterjangkauan layanan pendidikan,
khususnya bagi masyarakat yang terpinggirkan. Fokus kebijakan didasarkan
pada percepatan peningkatan mutu pendidikan untuk menghadapi persaingan
global dengan pemaham akan keberagaman.
Strategi ketiga berfokus pada pengembangan efektifitas birokrasi
melalui perbaikan tata kelola dan pelibatan publik, meliputi pelibatan
publik dalam seluruh aspek pengelolaan kebijakan dengan berbasis data
dan bukti lapangan. Membantu penguatan kapasitas tata kelola pada
birokasi pendidikan di daerah. Mengembangkan koordinasi dan kerjasama
lintas sektor di tingkat nasional. Fokus kebijakan dimulai dari
mewujudkan birokrasi Kemendikbud yang menjadi teladan dalam tata kelola
yang bersih, efektif dan efisien, seta melibatkan publik.
Selain Mendikbud, seminar ini juga menghadirkan pemateri lain: Prof.
Suyanto, Ph.D. (Guru Besar FE UNY), Drs. Sugito, M.Si. (Wakil Ketua PGRI
Pusat), dan Agus Yulianto, S.Pd. (Kepala Sekolah di Yogyakarta).
Seminar yang diikuti 515 peserta ini dibuka oleh Rektor UNY, Prof. Dr.
Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. Para peserta seminar terdiri dari alumni IKA
UNY, guru, dan umum.
Sebelum meninggalkan tempat seminar, di ruang terpisah, Anies
melanjutkan sesi diskusi bersama para Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
UNY. Bahkan sebelumnya Anies sempat menanggapi sejumlah pertanyaan yang
dilontarkan para wartawan terkait isu-isu mutakhir pendidikan termasuk
tentang ujian nasional yang banyak menjadi perbincangan publik. (ratnae)
0 Komentar